Sabtu, 09 November 2013

MEMORI SATU MALAM

PART 1

Lagi-lagi kudapati diriku sedang berdiri diam didepan sebuah pintu berwarna putih. Ditemani dengan beberapa orang yang sama sekali tidak ku kenal,

Dilihat dari bentuk pintu dihadapanku ini, dapat ku tebak bahwa saat ini aku sedang berada di rumah sakit. Samping kanan kiriku, terdapat banyak orang yang tengah duduk di sebuah bangku panjang layaknya orang-orang yang ingin menjenguk pasien.

Aku menatap ke tiga orang yang sedari tadi juga terdiam sambil membawa bungkusan-bungkusan plastik putih berukuran besar, sepertinya plastik itu berisi buah-buahan dan makanan ringan.
Aku bertanya-tanya tentang siapa mereka dan alasan ku berada disini.

“Gimana? Kita masuk gak?” Tanya seorang perempuan yang berdiri tepat disebelah kananku
“Ya masuklah, masa’ kita udah sampe sini gak masuk.” Sahut seorang lelaki yang berdiri disisi kiriku.
“Jadi. deg-degan deh gue, kira-kira keadaan dia gimana ya?”
“Kita gak akan pernah tahu, kalo kita gak masuk.” Terdengar jawaban ketus dari seorang perempuan yang berdiri tepat dibelakangku. Semuanya terlihat seumuran denganku.

“Vian, lu kenapa sih?! Daritadi gue perhati’in diem aja. Lu gak sakit kan?” tanyanya lagi

Aku yang sejak tadi hanya diam dan memperhatikan ketiga orang ini berdebat, merasa terkejut ketika mendengar perempuan ini menyebut namaku dengan tepat.

“Emangnya kita kesini mau ngapain ya?” tanyaku

Mendengar jawabanku, ketiga orang itu terdiam dan menatapku dengan penuh heran. Aku tahu apa yang kini sedang mereka pikirkan dan yakin sebentar lagi mereka pasti akan kembali bertanya padaku.

“Vi, lu lagi bercanda ya? Kalo iya, jujur ya canda’an lu tuh gak lucu banget. Keadaan lagi gawat gini dan lu masih bisa bercanda?!” kata perempuan yang berdiri disisi kananku. Ekspresinya jelas menunjukkan ketidaksukaan terhadap pertanyaanku barusan.
“Tahu nih. Garing banget sih lu !” Sahut perempuan dibelakangku.
“Gua gak bercanda, gua serius. Gua bener-bener lupa tujuan kita kesini tuh buat apa…” Kataku berusaha meyakinkan ketiga orang yang masih terheran-heran ini.
“Hah? Lupa?” Kata lelaki disebelah kiriku
“Iya. Gue minta maaf banget. Ada banyak hal yang lagi gua pikirin saat ini….” Kataku lagi
“Hufh ! Gini lho Vian, kita dateng kerumah sakit ini buat jenguk Niar. Dia lagi dirawat gara-gara jadi korban keracunan makanan di hotel kemaren.” Akhirnya perempuan yang berdiri dibelakangku menjawab pertanyaanku.
“Keracunan? Kok bisa?” tanyaku lagi
“Masa’ lu lupa juga sih soal kejadian dihotel kemaren?!”
Aku menggelengkan kepalaku dengan perlahan sebagai jawaban.
“Wah, parah banget sih lu… Masa ’masih muda udah pikun. Kalah bokap gua sama elu !” Komentar lelaki disebelah kiriku.

Aku tetap terdiam menunggu penjelasan selanjutnya.

-Bersambung-
                                                                                                  Mutiara Oktaviani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar