Jumat, 01 November 2013

SORRY... (Part 4)

Lima sosok itu mengenakan pakaian putih yang menutupi ujung kepala hingga kaki. Pakaian itu bermotif merah yang lebih mirip dengan bercak-bercak darah. Aku menajamkan penglihatanku dan terlihatlah adanya dua ujung ikatan simpul yang tersambung dengan pakaian mereka. Satu diatas kepala dan yang lainnya ada diujung kaki. Saat itu juga aku tahu bahwa sosok-sosok itu adalah CANDY GHOST atau di Indonesia disebut juga dengan pocong. Mereka melompat-lompat menuju arah kelima wanita tadi berlari dan akhirnya hilang dari pandanganku.

Aku benar-benar shock melihat apa yang ada didepanku. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika aku ikut masuk kedalam ruangan itu. Aku benar-benar yakin insting yang telah menyuruhku untuk tetap menunggu adalah perintah sekaligus bantuan dari Tuhan. Thanks GOD !

Dengan cepat aku berbalik ke ruangan semula dan menatap anak tangga dihadapanku. Aku berpikir sebentar untuk mempertimbangkan apakah aku harus naik atau sembunyi di kamar-kamar yang terdapat di lantai dasar ini.

“jangan naik . . . berbahaya . . . jangan naik . . .” aku kembali mendengar suara hatiku. Namun kali ini aku tak mendengarkannya dan nekat menaiki anak tangga menuju lantai dua, satu-satunya lantai yang diterangi dengan lampu.

Sesampainya diteras lantai dua, pandanganku segera beralih ke sisi sebelah kanan. Terlihatlah lorong yang sangat panjang dengan kamar-kamar disisi kanan dan kirinya. Namun sayang, dalam lorong itu kembali tak dipasangi lampu kecuali diujung lorong sana. 

Aku melangkah maju, hingga tiba-tiba aku mendengar derap-derap langkah dari bawah tangga.

Aku bersiap-siap mengambil langkah seribu jika yang aku lihat adalah kelima pocong tadi.

Sosok itu makin terlihat . . . terlihat . . . dan . . .

“stop stop stop jangan diteruskan !” ucap sosok itu.

Aku mulai dapat melihat wajahnya, dia seorang wanita. Kini dia sudah berdiri dihadapanku dengan nafas yang terengah-engah.

“stop jangan diteruskan, chie. . .”
“kau tau namaku???” tanyaku penasaran.

Siapa wanita ini dan kenapa dia bisa tahu namaku? Aku tidak merasa telah mengenalnya. Siapa dia…


“yaaa, aku tahu namamu… dan aku minta kamu hentikan langkahmu.”

#To be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar