Lima sosok itu mengenakan
pakaian putih yang menutupi ujung kepala hingga kaki. Pakaian itu bermotif merah yang lebih mirip dengan bercak-bercak darah. Aku menajamkan
penglihatanku dan terlihatlah adanya dua ujung ikatan simpul yang tersambung
dengan pakaian mereka. Satu diatas kepala dan yang lainnya ada diujung kaki.
Saat itu juga aku tahu bahwa sosok-sosok itu adalah CANDY GHOST atau di
Indonesia disebut juga dengan pocong. Mereka melompat-lompat menuju arah kelima
wanita tadi berlari dan akhirnya hilang dari pandanganku.
Aku benar-benar shock
melihat apa yang ada didepanku. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya
jika aku ikut masuk kedalam ruangan itu. Aku benar-benar yakin insting yang
telah menyuruhku untuk tetap menunggu adalah perintah sekaligus bantuan dari Tuhan.
Thanks GOD !
Dengan cepat aku berbalik ke
ruangan semula dan menatap anak tangga dihadapanku. Aku berpikir sebentar untuk
mempertimbangkan apakah aku harus naik atau sembunyi di kamar-kamar yang
terdapat di lantai dasar ini.
“jangan naik . . . berbahaya
. . . jangan naik . . .” aku kembali mendengar suara hatiku. Namun kali ini aku
tak mendengarkannya dan nekat menaiki anak tangga menuju lantai dua,
satu-satunya lantai yang diterangi dengan lampu.
Sesampainya diteras lantai
dua, pandanganku segera beralih ke sisi sebelah kanan. Terlihatlah lorong
yang sangat panjang dengan kamar-kamar disisi kanan dan kirinya. Namun sayang,
dalam lorong itu kembali tak dipasangi lampu kecuali diujung lorong sana.
Aku
melangkah maju, hingga tiba-tiba aku mendengar derap-derap langkah dari bawah
tangga.
Aku bersiap-siap mengambil
langkah seribu jika yang aku lihat adalah kelima pocong tadi.
Sosok itu makin terlihat . .
. terlihat . . . dan . . .
“stop stop stop jangan
diteruskan !” ucap sosok itu.
Aku mulai dapat melihat
wajahnya, dia seorang wanita. Kini dia sudah berdiri dihadapanku dengan nafas
yang terengah-engah.
“stop jangan diteruskan,
chie. . .”
“kau tau namaku???” tanyaku
penasaran.
Siapa wanita ini dan kenapa
dia bisa tahu namaku? Aku tidak merasa telah mengenalnya. Siapa dia…
“yaaa, aku tahu namamu… dan
aku minta kamu hentikan langkahmu.”
#To be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar