Jumat, 01 November 2013

SORRY... (Part 2)

Saat aku akan berjalan kearah sofa itu, kembali hati kecilku memberitahu untuk tidak melanjutlan langkah ke sosok yang tengah tertidur itu.

Lagi-lagi aku merasakan hal yang aneh. Bulu kudukku berdiri, dan aku tak berani menatap kebelakang ataupun kedepan. Aku tahu ada sosok tak terlihat yang kini tengah mengawasiku entah di mana tepatnya.

Aku hanya berani menatap kebawah dan aku tahu diruangan ini terdapat banyak kamar. Namun sayangnya tak ada satupun dari kamar-kamar ini yang pintunya terbuka. Sedangkan dihadapanku terdapat anak tangga menuju lantai dua. Lantai tersebut berbeda dengan lantai dasar yang aku injak ini. Disana terdapat penerangan yang sangat jelas. Nampaknya diatas sana adalah satu-satunya tempat yang dipasangi lampu. Namun ku urungkan niat untuk menaikinya dan memilih berjalan menuju salah satu kamar yang terletak disisi kanan tempatku berdiri. Aku menekan gagang pintunya dan . . . terbuka, aku pun segera masuk dan menutupnya kembali.

Dengan penerangan yang tak terlalu jelas, kedua mataku menangkap adanya lima wanita tengah berkumpul diatas tempat tidur--tujuh langkah dari tempatku terdiam.

Mereka menatapku dengan ekspresi terkejut luar biasa. Namun ekspresi itu dengan cepat berubah menjadi ekpresi penuh ketakutan luar biasa yang tergambar jelas dari wajah mereka.

Kira-kira dua puluh detik aku dan kelima wanita itu saling menatap tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Hingga tiba-tiba wanita-wanita tersebut turun dari tempat tidurnya dan berlari kearahku. Mereka dengan ribut seperti mengatakan sesuatu tapi aku tak mampu mendengar apapun yang mereka katakan.

Kemudian mereka membuka pintu kamar, tak mau ditinggal sendiri aku pun mengikuti mereka dari belakang. Dengan terburu-buru mereka melangkah seperti ingin meninggalkanku. Aku tahu tujuan mereka oleh karena itu aku pun juga menyesuaikan langkahku agar tak tertinggal.

Tapi . . .


Karena kondisi penerangan yang sangat buruk membuatku sulit untuk mengikuti kelima wanita yang sedang berusaha menghindariku ini. Dan . . . akhirnya aku terpisah. Aku tak lagi dapat melihat kemana kelima wanita itu pergi.

#To be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar