“apa kau
membutuhkan sesuatu, sepertinya temanmu yang sedang terduduk itu sedang sangat
kelelahan.”
Ah benar,
kami butuh air !
“emm,boleh
tidak kami minta dua gelas air putih? Kami sangat kehausan…”
“ya
baiklah, tunggu sebentar ya.”
“terima
kasih.”
Pria itu
menghilang, dan samar-samar terdengar derap langkah dari dalam. Tak lama pintu
dibelakang kami yang sedari tadi tertutup pun terbuka. Terlihat pria yang tadi
ada diatas membawa dua gelas air putih.
“ini,
minumlah…”
“terima
kasih.”
Dengan
segera aku dan Dian menenggak habis minuman itu.
“Alhamdulillah…
boleh kami minta lagi?” tanyaku.
“tentu
saja… sebentar ya… oh ya, apa kalian mau sedikit camilan, nampaknya kalian juga
kelaparan?”
“jika tak
merepotkan, kami mau…” jawabku dengan setengah malu.
“ah tentu
saja tidak merepotkan, selama kau tidak meminta makanan yang aneh-aneh. Hahaha…
sebentar ya.”
“Alhamdulillah,
Chie… kita masih bisa ketemu orang baik sekali lagi.” Ucap syukur Dian.
“iya…
Alhamdulillah.”
Pria itu
pun muncul lagi dari dalam rumah dengan membawa sebuah nampan berisikan dua gelas
terisi air, sebuah teko air, dan sepiring camilan seperti keripik pisang.
“silahkan,
dimakan… jangan sungkan-sungkan.”
“terima
kasih… kami tidak akan sungkan.” Ucapku dengan tersenyum.
“sepertinya
kalian bukan warga sini ya?” tanya pria itu
“memang
bukan, kami tersesat hingga kesini saat tengah mencari jalan besar.” Dian menjelaskan.
“ahhh,
jalan besar ya? Kalian mau naik angkutan umum ya?”
“iya…”
“apa
kakak tahu jalanan mana yang menuju kesana?” tanya Dian
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar