Minggu, 27 Oktober 2013

MY CREEPY GAJE DREAM PART 12-AN

Ditambah aura jahat yang semakin lama dapat aku rasakan membebani pundakku. Namun aku tetap foKus pada empat pekerjaan ku yaitu :
-      - Menggenggam tangan Dian
-      -   Menggenggam baju belakang pria didepanku
-      -   Menatap kedepan, dan
-      -   Terus berdo’a

Lalu ditengah kefokusan terhadap tugasku, entah datang darimana, kabut tebal menghantam kami dan ada perasaan ngilu pada kedua tanganku. Nampaknya makhluk-makhluk ini memulai aksinya untuk memisahkan kami. Aku mempererat genggamanku pada sahabatku dan baju pria didepanku, namun aku tak dapat melihat dengan jelas dengan apa yang ada didepanku karena kabut yang sangat tebal dan berat.

Kami terus berjalan, menghantam kumpulan kabut tebal.
Sungguh aneh ketika kadang aku melihat ada kabut hitam pekat lalu tertutupi lagi dengan kabut putih pekat seperti susu cair hanya saja kabut ini lebih puti seperti kapas.

“KYYYYAAAAARRRRRRRRRRRRRRGGHHHHHHHHHH !!!”

Terdengar lengkingan yang sangat panjang dari seorang wanita didepanku. Apa telah terjadi sesuatu yang buruk didepan? Tapi aku masih bisa merasakan pakaian yang aku genggam merangsek maju kedepan.
“KYAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRGGGGHHHHHHHHH !!!!”

Lengkingan wanita kembali terdengar, dan ini lebih keras. Lalu terasa ada yang mencoba melepaskan genggaman tanganku dari pakaian pria didepan yang masih memandu perjalanan. Aku berusaha agar jangan sampai terlepas, tapi aku merasa tanganku dipukuli oleh sesuatu yang berat. Sakit. Sangat menyakitkan.

“AAAARGGGHHHHHH !!!”

Kali ini kudengar asal suara bukanlah lengkingan seorang wanita melainkan teriakan seorang pria. Baju yang aku genggam terasa ditarik secara paksa, sedangkan tanganku masih saja dipukuli oleh sesuatu yang belum jelas.

Tak tahan tanganku menahan rasa sakit yang amat teramat ditambah lagi pria yang memandu perjalanan terus saja ditarik oleh sesuatu secara paksa, membuatku terlepas darinya. Tak ada lagi baju yang aku rasakan. Namun aku masih bisa merasakan tangan Dian belum terlepas dariku.

“Dian, lo masih disamping gua kan?!”
“iya.” Jawabnya lemah
“bertahan Di bertahan. Kita bakal keluar dari sini.”

Tak ada jawaban darinya.

-bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar