“ohhh
gitu, gak apa-apa deh bu. Kami juga sudah sangat terbantu sekali karena ibu
sudah mau memberi petunjuk pada kami. Kami tidak tahu bagaiman caranya membalas
kebaikan ibu.”
“tidak
usah dipikirkan, lagipula sudah semestinya kita manusia sebagai makhluk hidup
tertinggi didunia untuk saling membantu satu sama lain.”
“ya,
terima kasih.” Ucapku lagi, Dian masih terdiam, nampaknya ia memang sangat
takut sama yang namanya makhluk halus. Sebenarnya aku juga takut, tapi aku
harus berani untuk meyakinkannya bahwa semua pasti baik-baik saja selama ALLAH
masih bersama kami.
Akhirnya
sampailah kami di ujung awal jembatan. Benar saja, apa yang dikatakan oleh ibu
itu mengenai kekuatan jahat. Begitu aku sampai dihadapan jembatan ini, aku
merasakan aura yang sangat jahat dan berat sekali untuk dirasakan oleh manusia.
Samar-samar aku bisa melihat kabut hitam meskipun jembatan nampak dikelilingin kabut putih
tebal.
Aku
melihat ada tiga orang paruh baya terdiri dari satu pria dan dua wanita yang
nampaknya juga ingin melewati jembatan ini.
“mau
lewat jembatan juga ya, bu?” tanya sang pria.
“oh
tidak… bukan saya yang ingin lewat. Tapi adek-adek ini. Boleh saya titip mereka
sama bapak buat jalan bareng.”
“oh ya ya
tentu boleh. Lebih banyak orang lebih baik bu.” Kata pria itu sembari tersenyum
ramah.
“Nah,
kalian jangan lupa apa yang ibu saya pesankan tadi ya… jangan sampai melanggar
salah satunya. Ya?”
“Iya,
bu..” jawabku dan Dian bersama-sama
“ayo kita
jalan sekarang, takut keburu sore lagi.” Ajak pria itu.
“kami
berangkat bu, terima kasih.” Ucapku.
“iya,
hati-hati ya.”
Kami
berlima pun melangkah perlahan keatas jembatan. Tangan kirik menggenggam
telapak tangan Dian agar tak terpencar, sedangkan tanganku yang satunya lagi
menggenggam pakaian bagian belakang pria paruh baya yang memandu didepan.
Aku terus
berdo’a, do’a apapun yang aku ingat dan aku bisa. Aku terus beristighfar, menyebut
nama ALLAH dan memohon perlindungannya dari apapun yang buruk. Aku menajamkan kedua mata dan telingaku, was-was
dengan keadaan sekitar. Dan aku ingat untuk tidak menoleh kemanapun kecuali
kedepan jika tak ingin lenyap. Sedikit
sesak disini, mungkin karena tekanan udara yang tinggi karena kabut putih.
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar