Aku
melihat sebuah gang kecil yang dipepet dua rumah berukuran sedang. Jalanannya
sedikit berbeda, jika disekeliling terlihat jalanan yang masih terlapisi tanah
merah, tapi di gang kecil itu jalanannya terbuat dari aspal hitam.
“itu
jalanan yang menuju jalan besar kali ya? Abis kok beda…” tanyaku.
Aku
melangkah menuju dan memasuki gang kecil itu. sempit sekali. Jalanan ini hanya
bisa dimasuki bergantian atau berjejer kebelakang, tak bisa berdampingan.
Benar-benaramirip jalanan tikus, hanya saja ini versi untuk manusia.
Langkahku
tak kuhentikan untuk tetap menyelidiki jalan kecil ini. Aku terus berjalan…
jalan… dan terus berjalan kedepan…
Hingga
tiba-tiba….
Terlihat
seorang pria muda berdiri diujung gang, menatapku tajam. Aku menyangka ia akan
mengahampiriku dan bertanya. Namun ternyata tidak….
Ia hanya berdiri diam
terpaku memandangku dengan sinis. Terpancar
raut wajah tidak suka atas kehadiranku.
Melihat
hal ini,aku segera mundur. Ada perasaan takut ketika melihat pria itu dan aku pun
kembali ke ujung gang tempat awal aku masuk.
Aku memandang sekeliling mungkin ada gang lain yang bisa aku masuki,
namun nampaknya nihil.
Hanya ini
satu-satunya gang kecil yang aku lihat.
Aku pun
kembali ketempat Dian yang ia pun masih duduk tersungkur dengan ekspresi
kelelahan yang belum lepas dari raut wajahnya.
“lu lama
amat, Chie… gua kira’in lo bakal ninggalin gua lagi.”
“gua Cuma
liat-liat jalan dan nemu satu gang, tapi… sepertinya ada aura yang tidak baik
disana.”
“hemm..
Chie, gua haus.. lo gak liat ada sungai atau apa gitu? Atau lo bisa gak
minta di rumah warga.”
Benar,
saking fokusnya terhadap pencarian jalan, aku sampai lupa jika tenggorokanku juga sudah terasa sangat kering.
“gua gak
liat ada mata air kayak sungai sih, tapi gua belom coba minta sama warga. Gua
tanya dulu deh.”
Baru aku
berbalik, tiba-tiba pria yang kulihat di ujung gang tadi sedang melangkah
menuju tempat kami berdiri. Pandangan dan raut wajahnya tidak berubah, tetap
sangat sinis.
Jangan-jangan…
dia ingin melakukan sesuatu yang jahat kepada kami. Ya ALLAH… !
“itu ada
orang, Chie…” kata Dian.
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar