“Tidak
apa-apa… kami sudah terbiasa berbagi, ya kan Chie?” Dian berusaha meyakinkan.
“
iya,lagipula ini udah lebih dari cukup.” Tambahku.
“ahh
syukurlah… sekarang bagaimana kalo aku menyiapkan makan malam untuk kita. Pasti kalian
merasa sangat lapar, bukan?”
“banget…”
kataku dan Dian.
“boleh
kami ikut membantu menyiapkan makan malam?” tanya Dian
“tentu
saja !!! ahhh, ini pasti akan seru. Rasanya seperti punya adik !!! kau tahu
sudah lama, aku ingin punya adik perempuan, laki-laki juga gak apa-apa sih…” Katanya
dengan riang.
Kami bertiga
perlahan menuruni anak tangga.
“kenapa,
kak Rafael tinggal sendirian?” tanyaku
“tidak
ada alasan khusus, aku hanya ingin belajar mandiri saja.”
“oohh,
tapi apa tidak merasa kesepian? Tinggal dirumah sendirian?” tanya Dian
“tadinya
kesepian, tapi untuk sehari ini sepertinya tidak, karena akan ada orang yang
kuajak ngobrol ! yaitu kalian.”
Aku dan
Dian tertawa mendengar sorakan semangat dari nya. Rasanya sangat beruntung kami
bisa bertemu dengan orang baik seperti dia.
“kalian
mau makan apa?” tanya nya
“apa
saja, yang bahannya ada saja.” Ujar ku
“bahan
yang ada ya… coba kita lihat, aku punya seikat kakung, empat telur, tahu putih, tempe
dan cabai dan terigu. Apa tidak apa-apa jika bahannya hanya ini saja?” tanyanya
lagi
“tentu
saja tidak apa-apa, itu juga enak kok.” Ujar Dian.
“oke ayo
kita masak. Kita apakan ya bahan-bahan ini?”
“bagaimana
kalo kita bikin tumis kangkung super pedes aja? kan ada cabai tuh! Terus 3 telurnya
kita goreng ceplok, tahunya dibejek dan dicampur sama terigu plus sisa satu telur tadi. kita
bikin bergedel tahu.” Usulku
“terus
tempenya kita goreng biasa aja, pake tepung yang masih tersisa.” Sambung Dian.
“yap !”
“waaahh,
sepertinya malam ini aku akan merasa sangat kenyang ! ada dua wanita cantik
yang akan membuatkanku makan malam !” seru Rafael.
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar