Aku menekan tombol-tombol,
belum selesai tiba-tiba aku mendengar suara dari beberapa pria disamping rumah
ini. Aku menengok sekilas, dan terlihat pria-pria paruh baya yang mengenakan
pakaian seragam satpam. Aaarrghh, sial kenapa mesti sekarang? kenapa gak dari
tadi sih?!! Pikirku. Tampaknya Dian juga mengetahui hal ini dan belum
sempat juga menelpon orangtuanya. Ia menyuruhku masuk kembali kedalam rumah.
“gimana?
Terusin?” tanyaku dengan berbisik
“gak
tahu. Apa kita taroh lagi ajah, terus tanya sama satpam didepan.” Menjawab
dengan berbisik-bisik juga.
“tar kita
dicurigain gak, abis masuk sini?”
“dari
pada kayak gini, kayak maling.”
“HEEEEII!!
SIAPA KALIAN? NGAPAIN KALIAN DIRUMAH SAYA !!!”
Sontak
kami berdua terkaget-kaget mendengar hentakan keras itu… ternyata pria paruh
baya yang sedaritadi tertidur disofa itu kini telah bangun dan berdiri tepat
dibelakang kami dengan ekpresi wajah penuh curiga.
“pak
jangan salah paham dulu pak, kami gak bermaksud jahat.. kami hanya mau
menanyakan jalan didesa ini tapi bapak…..” aku berusaha menjelaskan.
“LHO,
KENAPA KALIAN BERDUA MEMEGANG HANPHONE SAYA?!!!! KALIAN MALING YA!! PEREMPUAN
TAPI MALING !” pria paruh baya itu memotong penjelasanku yang belum selesai.
“bukan
begitu pak… bapak salah paham, kami sedang tersesat dan kami berusaha bertanya
sama bapak tapi bapak sedang tertidur jadi satu-satunya jalan adalah mencoba
menghubungi keluarga kami, tapi hendphone kami lowbat jadi kami pikir bisa
meminjam sementara…..”
“APA?!!
TERSESAT? PINJAM HANPHONE TANPA IZIN?!! HOOO JADI INI MODUS KEJAHATAN BARU
YAAA….”
“pak
tolong jangan salah paham, kami akan mengembalikannya kok pak. Kami belum
sempat ngapa-ngapain. Sungguh !!!”
“YA
IYALAH BELUM SEMPAT NGAPA-NGAPAIN, WONG KEPERGOK KOK…!!!” “MALING! MALING!
MALING! MALING!” tiba-tiba pria paruh baya itu berteriak seolah kami
benar-benar dianggapnya maling tanpa mendengar penjelasan ku terlebih dahulu.
Sepertinya
menjelaskan segalanya pada pria ini tak akan menghasilkan apapun, justru hanya membuat kami
menunggu untuk ditangkap aparat keamanan yang mengobrol disamping rumah tadi.
Tanpa basa-basi lagi aku menarik lengan Dian menuju pintu keluar. Pria paruh
baya itu mengikuti langkah kami sambil terus berteriak “MALING !”
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar